PARIS, KOMPAS.com — Pesawat Airbus A330-200 milik Air France yang hilang dikhawatirkan jatuh ke Samudra Atlantik setelah tersambar petir. Demikian pernyataan pihak Air France, Senin (1/6).
Pesawat yang mengangkut 228 orang itu, terdiri atas 216 penumpang dan 12 awak pesawat, diduga mengalami kerusakan sistem elektronik akibat tersambar petir saat menembus badai yang mengamuk di atas samudra yang memisahkan Benua Amerika dan Eropa itu.
Pihak perusahaan juga mengonfirmasi bahwa semua penumpang pesawat tersebut kemungkinan meninggal dunia dalam kecelakaan yang disebut terburuk dalam sejarah Air France dalam satu dekade terakhir. "Tanpa keraguan lagi kami menyatakan bahwa kami mengalami bencana penerbangan. Semua bagian perusahaan ikut merasakan duka keluarga korban," kata Air France Chief Executive Pierre-Henri Gourgeon.
Menteri Lingkungan Perancis Jean-Louis Borloo mengatakan, Pemerintah Perancis telah mengesampingkan kemungkinan terjadinya pembajakan pesawat dan menyatakan pesawat tersebut mengalami kecelakaan. "Tidak ada tanda-tanda di radar Spanyol, Maroko, atau Perancis. Kami yakin kemungkinan yang paling buruk telah terjadi," kata Borloo.
Menteri tersebut juga mengatakan, pada saat pesawat naas itu melintas memang sedang berlangsung badai yang luar biasa hebatnya. "Pesawat tersebut biasanya bisa menghadapi badai, tapi kali ini ada sesuatu yang lain yang terjadi," kata Borloo.
Menteri tersebut adalah pejabat tinggi Perancis yang dikirim ke Bandara Charles de Gaulle, Paris, untuk menemui keluarga korban yang saat ini telah mendapat pendampingan psikologis dan medis.
Pesawat bernomor penerbangan AF 447 itu mengirim pesan secara otomatis bahwa telah terjadi kerusakan sirkuit elektronik pada pukul 02.14 GMT atau empat jam setelah meninggalkan Rio de Janeiro, kata Gourgeon. "Kemungkinan paling besar adalah pesawat itu tersambar petir saat melewati daerah badai dengan turbulensi yang kuat, yang memicu masalah," kata Direktur Komunikas Air France Francois Brousse.
Penumpang pesawat yang hilang itu terdiri atas 126 pria, 82 perempuan, serta 7 anak-anak dan bayi. Sementara itu, awak pesawat terdiri atas 9 pramugari dan 3 pilot. Penumpang pesawat terdiri atas berbagai bangsa.
Pesawat itu berangkat dari Rio pukul 19.00 waktu setempat dan diperkirakan tiba di Paris pada pukul 11.15 waktu setempat setelah menempuh perjalanan sepanjang 9.145 kilometer dengan waktu tempuh 10 jam 20 menit.
Angkatan Udara Brasil telah menerbangkan pesawat-pesawatnya untuk melakukan pencarian. Perancis juga mengirim pesawat pengintainya dari Senegal untuk mencari pesawat malang tersebut.
Pemerintah Perancis langsung membuat posko darurat menyikapi bencana tersebut. Presiden Nicolas Sarkozy dijadwalkan akan menemui keluarga korban di Bandara Charles de Gaulle. Sang presiden juga memerintahkan agar pencarian terus dilakukan untuk mencari para korban.
Pihak Air France mengatakan, para awak yang bertugas dalam penerbangan itu merupakan awak senior yang berpengalaman. Sang kapten pesawat memiliki 11.000 jam terbang. Pihak Airbus mengatakan, pesawat itu telah melakukan 2.500 kali penerbangan dengan total 18.800 jam terbang.
Saham Air France jatuh di bursa saham setelah kabar kecelakaan pesawat itu diberitakan. Sepekan sebelumnya perusahaan itu mengumumkan kerugian bersih pertamanya sejak perusahaan itu merger dengan maskapai penerbangan Belanda, KLM, pada 2003.
Air France mengalami kecelakaan pesawat fatal terakhir kali pada 25 Juli 2000 saat pesawat Concorde mereka jatuh di dekat Bandara CDG setelah lepas landas. Sebanyak 109 orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Penyelidikan menemukan, pesawat meledak setelah potongan karet dari pesawat lain masuk ke sistem mesin pesawat supersonik tersebut.
Kecelakaan lainnya terjadi pada 3 Agustus 2005 akibat pesawat A340 Air France, dengan 309 penumpang, tergelincir waktu mendarat di Bandara Internasional Pearson di Toronto, Kanada. Saat kecelakaan terjadi, hujan lebat sedang mengguyur bandara. Sebanyak 14 orang terluka ringan.
Kecelakaan pesawat itu juga mengakibatkan harga saham BNP Paribas turun sedikit akibat kabar burung menyebutkan, salah satu petinggi perusahaan asuransi tersebut berada di pesawat naas tersebut. Namun, kabar itu langsung dibantah bank sentral Perancis. (AFP/ink)
Sumber : kompas.com
Selengkapnya...
Ringkasan...